Lewis Wallace

on Minggu, 19 Juni 2011
Lewis "Lew" Wallace pernah menjabat sebagai gubernur, pengacara, negarawan, dan jenderal pasukan Union dalam perang saudara Amerika, akan tetapi dia paling dikenang atas karya sastranya. Dari ketujuh karyanya, dia paling diingat atas karyanya "Ben-Hur" -- Sebuah Kisah tentang Kristus, yang ditulis dari pengalamannya mengenal akan Kristus. Ketika sadar bahwa dia tidak mengenal agamanya sendiri, dia melakukan perjalanan untuk mengerti siapakah Allah itu.
Lew Wallace lahir pada tahun 1827. Ibunya meninggal ketika dia berusia 7 tahun, dan tidak lama kemudian ayahnya diangkat menjadi gubernur. Tragedi dan perubahan ini, mengakibatkan nilai-nilai pelajarannya di sekolah mulai turun. Dia mengatakan, "Saya mendapatkan peringkat terburuk di kelas. Namun anehnya, pendidikan saya terus berlanjut karena saya memunyai kebiasaan membaca." Dia menjadi seorang penyalin pada usia 16 tahun, lalu meningkat menjadi wartawan koran -- sambil kuliah pada malam hari untuk menjadi pengacara. Dia mendapatkan pekerjaan impiannya dan menjadi pengacara, sebelum ia mengabdi dalam Perang Meksiko (1846-2847). Saat mengabdi dalam Perang Saudara Amerika, pangkatnya dinaikkan dari Brigadir Jenderal menjadi Mayor Jenderal pada tahun 1862. Setelah perang, Lew mengabdi dalam komisi militer yang bertanggung jawab menemukan pembunuh Abraham Lincoln. Bersama-sama, komisi itu mendakwa orang-orang yang bersalah dan menghukum mereka dengan adil. Meskipun dia sukses dalam berbagai bidang, dia masih merasa tidak puas dan mulai menulis novel. Walaupun dia sudah menulis sejak masih kecil, namun sekarang dia lebih bersemangat menulis daripada sebelumnya.
Lew Wallace memperoleh kesuksesan besar dengan novel-novelnya. Dia pernah mengatakan "Saya lebih suka menulis novel daripada menjadi kaya." Selama hidupnya, Lew menulis tujuh karya sastra, walaupun yang terpopuler adalah novel "Ben-Hur". Novel pertama dari tujuh novel ini, "The Fair God" (diterbitkan pada tahun 1873), berisi catatan detail penaklukan suku Indian Aztec yang terinspirasi dari pengalaman-pengalaman Lew saat perang Meksiko.
Dua tahun kemudian, pada tahun 1875, ketika sedang naik kereta, Kolonel Robert Ingersol menanyai Lew tentang konsep penting kekristenan. Lew tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut. Dalam novel Ben-Hur, ia menulis, "Saya malu terhadap diri saya sendiri." Saya menyesali kecongkakan saya dan saya memutuskan untuk mempelajari semuanya [tentang kekristenan]; walaupun hanya demi memperoleh suatu keyakinan atau yang lain.
Lew kemudian meneliti gaya hidup yang mungkin dijalani oleh Yesus untuk menulis tentang Kristus. Dengan mengamati bangunan-bangunan dan fitur-fitur geografis utama, dan dengan mempelajari buku referensi, termasuk Alkitab, dia bisa membuat gambaran yang akurat tentang kehidupan pada abad pertama. Bertahun-tahun kemudian, ketika Lew mengunjungi Tanah Suci, dia mengatakan, "Aku tidak memunyai alasan untuk membuat satu perubahan pun di dalam buku itu [Ben-Hur]."
Novel "Ben-Hur" di tulis oleh Lew di pada tahun 1880, ketika ia menjabat sebagai gubernur wilayah New Mexico. Ketika hendak menulis novel "Ben-Hur", dia sadar bahwa orang-orang tidak mau membaca novel tentang Yesus. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk menyertakan Yesus ke cerita pangeran bernama "Ben-Hur" yang sedang mencari Mesias. "Orang Kristen tidak akan menoleransi sebuah novel dengan Yesus Kristus sebagai tokoh pahlawannya. Saya akan berhati-hati dalam bidang agama, dan setiap kata yang dilontarkan-Nya, haruslah kutipan harfiah dari salah satu penulis biografi-Nya yang suci." (Satu-satunya pelanggaran dari peraturannya ini adalah ketika Kristus memberikan air kepada "Ben-Hur")
Lew mulai menulis kisah tentang "Ben-Hur", seorang pangeran yang menyaksikan Kristus menyembuhkan saudara perempuan dan ibunya dari sakit kusta. Setelah menyelesaikan novel, Lew berkata, "Saya telah melihat Orang Nazaret itu. Saya melihat-Nya melakukan perbuatan yang tidak bisa dilakukan manusia lain. Saya telah mendengar-Nya berbicara. Saya berada di tempat penyaliban. Dengan "Ben-Hur", saya menyaksikan dan mempelajari-Nya bertahun-tahun, dan pada akhirnya saya menerima kata yang diberikan Beltsazar kepada-Nya -- 'Allah'." Lew juga mengatakan, "Ketika menyelesaikannya, saya berkata kepada diri saya sendiri bersama-sama dengan Beltsazar, 'Allah sajalah yang begitu luar biasa.' Saya telah menjadi orang percaya."
"Ben-Hur" menjadi novel terlaris pada abad ke-19. Selain selalu dicetak ulang, novel ini telah dibuat dalam 4 versi video (salah satunya film bisu), dan telah diterjemahkan ke dalam dua puluh bahasa. Buku ini melebihi penjualan buku mana pun, selain Alkitab, sampai hadirnya novel "Gone With The Wind" pada tahun 1936. Akan tetapi, novel "Ben-Hur" kembali menyusul penjualan "Gone With The Wind" pada tahun 1960. Keakuratan Lew dalam menggambarkan Turki dalam novel itu, menjadikannya Menteri Amerika Serikat untuk Turki pada tahun 1881, di bawah Presiden Garfield. Popularitas "Ben-Hur" mengakibatkan Lew untuk memilih mengundurkan diri dari jabatan politiknya pada tahun 1885. Keputusan ini dilakukannya dengan senang hati.
Lew juga menulis beberapa novel lainnya, tetapi tidak ada yang sepopuler "Ben-Hur". Karya-karyanya antara lain, "The Boyhood of Christ", yang dipublikasikan pada tahun 1888. Dalam cerita itu, beberapa anak mendatangi paman Midas di malam Natal untuk mencari tahu tentang Yesus. Paman Midas menceritakan mereka legenda-legendanya, tetapi dia menjelaskan bahwa yang benar-benar diketahui tentang Natal adalah dari yang dikatakan Alkitab. Wallace juga menulis "The Prince of India" (yang lebih dikenal sebagai "Why Constantinople Fell"), yang dia anggap sebagai novel terbaiknya. Kebanyakan orang tidak setuju dan menegaskan bahwa dia seharusnya berhenti dengan novel "Ben-Hur". Lew meninggal pada tahun 1905 selama proses penulisan otobiografinya. Dia dikubur di Oak Hill Cemetery di Crawfordsville, Indiana. Istrinya, Susan, dan asisten mereka, Mary Hannah Krout, kemudian menyelesaikan otobiografi tersebut.
Walaupun Lew berpengaruh dalam beberapa perang dan menuliskan tujuh karya, dia akan selalu dikenang akan novel "Ben-Hur"nya. Setelah dibuat beberapa film dan beberapa revisi, novel "Ben-Hur" tetaplah menjadi novel favorit orang-orang Amerika. Novel "Ben-Hur" yang berkisah tentang pangeran yang mencari Mesias, yang terinspirasi dari ketidakacuhan Lew sendiri terhadap kekristenan, akan selalu menjadi pencapaian terbesar Lewis Wallace.
http://pelitaku.sabda.org/lew_wallace_kehidupan_dan_warisannya
bisnis bareng duwi