Rabindranath Tagore lahir di Jorasanko Kalkuta India 7 Mei 1861 dan meninggal pada umur 80 tahun tepatnya 7 agustus 1941. Ayahnya bernama Debandranath Tagore dan ibunya Sarada Devi. Masa kecil Tagore ia jalani di Jorasanko sampai umur 11 tahun. Pengetahuan di tingkat dasar Ia peroleh melalui home schoolling. Kehebatanya dibidang sastra memang sudah terlihat sejak berusia 8 tahun. Tagore dan ayahnya mulai berkelana sejak tahun 1877. Tagore menuntut ilmu sejarah, astronomi, bahasa sansekerta, dan sastra klasik India di kota Shantiniketan. Tahun 1877 Ia mulai di kenal luas sebagai penyair dengan menerbitkan puisi, dan cerita pendek dengan ciri aliran sastra Vaisnava. Ia juga menulis dan menerbitkan buku dengan judul Bhikharani atau wanita penegemis. Puisi Tagore yang sangat populer saat itu berjudul the Rousing of the waterfall.
Tahun 1978 Tagore berkelana ke Inggris untuk menuntut ilmu hukum di Brighton kemudian melanjutkan studi di College University London. Tahun 1880 Tagore pulang ke India menikah dengan Mrinalini Devi sampai akhirnya ia gagal memperoleh gelar sarjana. Di sekitar tahun 1883 Tagore sangat produktif menghasilkan karya dan mengelola usaha perkebunan keluarganya. Karya terbesarnya ditahun-tahun ini adalah penerbitan karya sastra Galpaguchchha yang menggambarkan ironi kehidupan rakyat kecil di pedesaan.
Pada tahun 1901, Tagore kembali berkelana di India Barat (Shantiniketan). Disini ia melanjutkan mengelola sekolah yang didirkan ayahnya tahun 1863, sampai akhirnya ditempat ini istri dan dua anaknya meninggal juga ayahnya yang meninggal tahun 1905. Dimasa-masa kesedihan ini Tagore terus berkarya dengan mempublikasikan karya sastra Naivedta (1901), Kheya (1906). Puisi-puisinya ia ubah dalam bahasa yang bebas tanpa terpaku dengan aturan-aturan penulisan puisi. Karya-karya Tagore kemudian banyak diterjemahkan dalam bahasa Inggris sehingga mulai populer di Eropa sampai akhirnya tahun 1913 ia mendapat penghargaan nobel bidang sastra. Keistimewaan karya Tagore adalah idealisme yang tinggi, menyentuh emosi, menyuarakan kesengsaraan masyarakat kecil serta mudah diterima di pembaca Eropa. Perjuangan Tagore untuk rakyat kecil tidak sekedar dalam bentuk karya tulis, namun juga dalam bentuk nyata. Salah satunya dengan mendirikan sekolah pertanian dengan merekrut sarjana-sarjana pertanian dan penggalang dana. Ia berusaha keras membebaskan rakyat dari kemiskinan dan kebodohan dengan cara meningkatkan pendidikan dan keterampilan rakyat. Tagore adalah seorang yang pragmatis dan tidak suka pada norma sosial dan adat. Kekecewaannya terhadap British Raj (pemerintahan kolonial Inggris) menyebabkan ia bergabung dengan Gerakan Kemerdekaan India yang dipimpin Mahatma Gandhi.
Antara tahun 1878 dan 1932, Tagore kembali berkelana mengunjungi lebih dari tigapuluh negara di lima benua, perjalanan ini sangat penting artinya dalam mengenalkan karya-karyanya, serta memaparkan ide-ide politiknya di dunia internasional. Negara-negara yang ia kunjungi antara lain Amerika Serikat, Inggris, Uni Sovyet, Jerman, Denmark, Jepang, Iraq, Srilanka, Peru, Meksiko, Argentina, Italia, Bali, Jawa, Malaysia, Thailand dan Singapura. Diberbagai belahan dunia tersebut Tagore mempupulerkan semua karya-karyanya, berinteraksi dengan berbagai tokoh-tokoh besar, presiden, sastrawan dan kalangan akademisi. Pada awal 1936, ia kembali ke Eropa untuk memamerkan lukisanya di London dan Paris. Di Inggris Tagore menjadi pembicara pada perkumpulan kristen London.Ia juga memberi materi kuliah sastra di di Universitas Oxford . Terakhir, pada bulan April 1932, Tagore diundang secara pribadi sebagai tamu kehormatan Shah Reza Pahlevi (penguasa Iran saat itu) untuk mengunjungi Iran. Sebagai seorang pengembara, Tagore banyak bertemu dan berinteraksi dengan rang orang penting dan populer, seperti Henri Bergson, Albert Einstein, Robert Frost, Thomas Mann, George Bernard Shaw, H.G. Wells dan Romain Rolland.
1. Novel dan Non Fiksi, Tagore menulis delapan novel dan empat novela, termasuk Chaturanga, Shesher Kobita, Char Odhay dan Noukadubi. Ghare Baire (The Home and the World). Karya-karya non-fiksinya banyak mengambil topik Sejarah India hingga ilmu bahasa (Linguistik), dan juga termasuk karya otobiografi, catatan perjalanan, esai ,materi kuliah dan ceramah di berbagai belahan dunia yang kumpulkan dalam beberapa bagian, ikut didalamnya adalah Iurop Jatrir Patro (Surat dari Eropa) dan Manusher Dhormo (Agama Manusia)
2. Musik dan Seni Rupa. Tagore juga seorang musisi dan pelukis yang berbakat, yang telah mencipta dan menulis sekitar 2,230 lagu. Tagore juga menjadi satu-satunya orang di dunia yang menulis dan menciptakan dua lagu kebangsaan bagi dua negara yang berbeda. Lagu kebangsaan India (Jana Gana Mana) dan Bangladesh (Amar Sonaar Baanglaa). Karya seni rupa berupa pahatan, seni lukis dan patung juga banyak dipamerkan diseantero Eropa.
3. Drama dan Teater. Karyanya dibidang teater antara lain drama-opera Valmiki Pratibha, Dak Ghar (Kantor Pos), Chandalika (Gadis yang Tak Tersentuh), Raktakaravi (Oleander Merah), Chitrangada, Raja, dan Mayar Khela.
4. Cerita pendek. Karya besarnya yang berupa cerpen antara lain: Galpaguchchha (karya yang dikemas dalam tiga volume), The Fruitseller from Kabul, Nastanirh (The Broken Nest), Atithi, Strir Patra ("The Letter from the Wife"), Musalmani Didi, Darpaharan .
5. Puisi. Karya Tagore dalam bentuk puisi antara lain: Africa and Camalia Manasi, Sonar Tori (Golden Boat), Balaka (Wild Geese) Sonar Tori Gitanjali
Tagore adalah orang besar dan pengaruh didunia. Pemikiran dan karya-karyanya banyak mempengaruhi perkembangan pendidikan dan sastra dunia. Tagore meninggalkan warisan yang teramat besar pada dunia, tidak hanya dengan karya-karya sastra, seni dan budaya, namun pemikiran, filsafat dan kehidupannya terus berkembang dan menjadi sumber inspirasi bagi dunia dan umat manusia. Pengaruh Tagore dapat dirasakan antara lain:
- Diadakannya peringatan hari kematiannya seperti Festival Tagore yang digelar setiap tahun di Urbana, Illinois, Amerika Serikat dan tempat-tempat lain dunia
- Tagore adalah perintis Dartington Hall School, sebuah institusi pendidikan di Jepang
- Karya Tagore yang diterjemahkan kedalam bahasa Spanyol membawa pengaruh bagi tokoh-tokoh sastra Spanyol, seperti Chileans Pablo Neruda dan Gabriela Mistral, sastrawan Meksiko, Octavio Paz dan sastrawan berkebangsaan Spanyol José Ortega y Gasset, Zenobia Camprubí dan Juan Ramón Jiménez. Antara tahun 1914 dan 1922, pasangan suami istri Jiménez-Camprubí menterjemahkan tidak kurang dari duapuluh dua buah karya Tagore dari bahasa Inggris ke bahasa Spanyol.
- Pengaruh Tagore, tidak hanya berkisar di Eropa dan Amerika, di Indonesia pun Tagore dikenal dan di kota Surakarta, salah satu ruas jalan diberi nama sang maestro. Pengaruh-pengaruh Tagore dalam dunia pendidikan, banyak diadopsi oleh para pejuang kemanusiaan, termasuk salah satunya adalah Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia. Shantiniketan menjadi sumber inspirasi beliau dalam mendirikan Taman Siswa di Yogyakarta Selain itu, beranjak dari karya besarnya pula, taman pendidikan Shantiniketan dijadikan sebagai salah satu acuan dalam sistem pelaksanaan pendidikan di Pondok Gontor selain Universitas Al-Azhar di Kairo, Mesir, Pondok Syanggit di Afrika Utara, Universitas Aligarh di India.
http://www.biografitokohdunia.com/